Pengembangan Pariwisata Kota Palembang
Oleh: Drs Mirza Fansyuri, M.Pd,
Dosen Sejarah FKIP & Universitas PGRI Palembang.
MENYIMAK aktivitas pariwisata Kota Palem-bang yang hanya mengandalkan kegiatan pariwisata unggulan dan bersifat insidental, menyebabkan lambannya perkembangan pariwisata. Sehingga, harapan meraih Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini sulit dicapai. Padahal, berdasarkan temuan penulis, ada begitu banyak potensi wisata yang dapat ditawarkan sebagai alternatif pengembangan pariwisata, antara lain:
l Benteng Kuto Besak
Gugusan ini meliputi kawasan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Jembatan Ampera, Monumen Perjuangan Rakyat Sumatera Bagian Selatan (Monpera), Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Menara Air, kawasan kerajinan kayu khas Palembang di Jalan Fiqih Jalaludin dan Pasar 16 Ilir, Pasar Sekanak kawasan ini jika dikelola dengan profesional maka Palembang akan memiliki sebuah kawasan wisata terpadu.
Wisatawan dapat memulai aktivitasnya dengan memarkir kendaraan di kawasan Nusa Indah, kemudian dapat melakukan kegiatan sebagai berikut: Apabila kedatangan betepatan dengan waktu shalat bagi yang Islam, mereka dapat shalat di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin sambil menikmati keindahannya. Setelah itu mereka dapat mengunjungi Tugu Monpera, terus ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, lalu menikmati keindahan Jembatan Ampera sambil melihat kesibukan masyarakat Palembang di Sungai Musi dari atas Jembatan Ampera.
Dari atas jembatan Ampera, wisatawan dapat terus menelusuri lorong-lorong yang ada dalam Benteng Kuto Besak (tentu saja Kondisi Benteng Kuto Besak dikembalikan dulu ke kondisi aslinya) agar dapat �dijual� kepada wisatawan, kemudian ke arah Barat menyusuri Jalan Sultan Mahmud Badaruddin atau berhenti di Dermaga Benteng Kuto Besak, dan melanjutkan kegiatan dengan wisata Sungai Musi. Bagi wisatawan yang meneruskan wisata ke Barat Benteng menyusuri Jalan Sekanak dapat mampir sejenak di Balai Pertemuan sambil menikmati berbagai makanaan khas Palembang, seperti pempek, model, tekwan, lakso, laksan, burgo, dan kemplang.
Selanjutnya meneruskan perjalanan dengan mengunjungi menara air, lalu memasuki kawasan Jalan Merdeka. Di sini wisatawan diberikan pilihan naik perahu ketek menyusuri Sungai Sekanak ke Selatan kemudian belanja di Pasar Tradisional Sekanak atau meneruskan menelusuri Jalan Merdeka ke Timur, terus jalan Faqih Jalaluddin, membeli souvenir khas Palembang.
Dari depan Benteng Kuto Besak wisatawan, yang ingin meneruskan perjalan ke Timur dapat mengunjungi pasar tradisional, yaitu Pasar 16 Ilir yang menyediakan berbagai barang-barang kebutuhan (apabila kondisi pasar tidak dapat dipertahankan tidaklah salah jika gedung Pasar 16 Ilir ini diubah menjadi hotel). Pada kawasan bawah jembatan Ampera dapat ditata untuk dijadikan counter atau bursa barang-barang kerajinan dari pengrajin kecil.
Kawasan Benteng Kuto Besak akan lebih berpotensi, jika dijadikan kawasan terpadu, bebas dari kendaraan bermotor. Pengunjung yang datang disediakan kendaraan berupa sepeda sewaan atau berjalan kaki.
l Bukit Siguntang
Gugusan ini meliputi Bukit Siguntang, Jembatan Musi II, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, masjid Al-Mahmudiah, kawasan kerajinan songket, Kelurahan 30 Ilir, 31 Ilir, 32 Ilir, dan Mushab Al Quran terbesar di dunia. Wisatawan dapat memulai aktifitasnya dari kawasan Bukit Siguntang. Di bukit ini terdapat makam-makam keramat yang konon kabarnya adalah asal-usul Puak melayu di Asia Tenggara, yaitu makam� Raja Segentar Alam (Hindu), Putri Rambut Selaka (Hindu-Budha), Putri Kembang Dadar (Islam), Panglima Bagus Karang (Islam), Panglima Bagus Kuning (Islam) Pangeran Raja Batu Api (Hindu, Budha), Pangeran Tuan Junjungan (Islam). Ketujuh makam ini adalah peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Wisata Air
Gugus wisata air maksudnya adalah perjalanan wisata di Sungai Musi. Wisata air di Sungai Musi dapat dibagi menjadi dua paket, yaitu:
l Paket 1
Gugusaan wisata air paket 1 ini meliputi: Dermaga Benteng Kuto Besak, Pelabuhan 35 Ilir, Masjid Muara Ogan, Rumah Rakit, Perkampungan Islam Tionghoa, Dermaga 7 Ulu, perkampungan Kapiten. Wisatawan dapat memulai aktifitasnya dari Dermaga Benteng Kuto Besak, dengan menyewa perahu, disini perahu dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, waktu dan jumlah rombongan wisatawan dapat memilih perahu Getek, Speed Boat, Tongkang Wisata, Kapal Pesiar atau Jet Ski.
Dari Dermaga Benteng Kuto Besak wisatawan dapat menentukan ke arah mana yang dikehendaki. Kalau menurut penulis alternatif terbaik adalah sebagai berikut: Terlebih dahulu adalah mengunjungi Masjid Muara Ogan, disini wisatawan dapat berziarah ke makam Kyai Muara Ogan yang terletak di samping masjid dan melaksanakan shalat.
Setelah itu perjalanan diteruskan ke Dermaga 35 Ilir untuk mengunjungi pusat kerajinan Songket Palembang, kemudian menyusuri tepian Selatan Sungai Musi, melihat Rumah Rakit sambil berbelanja berbagai barang dan makanan khas Palembang yang dijual di rumah-rumah rakit. Menikmati pempek, model, tekwan diatas caeger-cage rumah rakut yang berayun-ayun diterpa gelombang Sungai Musi akan merupakan kenangan yang tak terlupakan. Bahkan kalau memungkinkan rumah rakit dapat dikembangkan menjadi Mall Terapung. Kalau potensi ini dikelola secara aprogesional Rumah Rakit dapat mengalahakan Clark Quay kawasan wisata sungai yang sangat terkenal di Singapura.
Dari Rumah Rakit wisatawan naik melalui Dermaga 7 Ulu lalu mengunjungi Perkempungan Muslim Tionghoa dan Perkampungan Kapiten, dua buah perkampungan budaya yang diharapkan akan menjadi pesona tersendiri dari segi antropologi. Kemudian wisatawan dapat kembali ke Dermaga Benteng Kuto Besak untuk kemudian beristirahat di hotel atau penginapan di sepanajang jalan Merdeka atau ke hotel bekas pasar 16 Ilir yang legendari di tepi Sungai Musi.
l Paket 2
Gugusan wisata air paket 2 ini meliputi: Dermaga Benteng Kuto Besak, Pelahuban Boom Baru, Masjid Lawang Kidul, Perkampungan Arab 14-15 Ulu, dan Pulau Kemaro. Wisatawan dapat memulai aktifitasnya dari dermaga Benteng Kuto Besak dengan memilih jenis perahu yang akan dijadikan kendaraan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi seperti telah dikemukakan di atas.
Dari Dermaga Benteng Kuto Besak wisatawan dapat mengunjungi pelabuhan Boom Baru, kemudian mengunjungi masjid Lawang Kidul melihat keunikan arsiteknya dan shalat, lalu menyeberang mengunjungi perkampungan budaya yaitu Perkampungan Arab 14-15 Ulu, berbelanja souvenir, menikmati hentakan kaki penari dzafin.
Dari beberapa alternatif di atas apabila dilakukan dengan kesungguhan, bukan mustahil untuk dapat diwujudkan. Ditambah dengan program pariwisata yang ada, maka dinamika pariwisata di Kota Palembang akan lebih representatif. Barangkali bukanlah suatu �dosa� bagi pemerintah Kota Palembang untuk menggandeng pihak swasta menanamkan modalnya di sektor pariwisata.
Salah satu strategi pengembangan pariwisata di Kota Palembang adalah menjadikan pariwisata sebagai mata pelajaran muatan lokal, sebagai sarana sosialisasi semua kebijakan tentang pariwisata, sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum.
Posted in: on Minggu, 10 Februari 2008 at di 07.55